Senin, 15 Oktober 2018

Berdamai dengan keadaan



Sudah lama sekali rasanya,  entah terakhir  kapan aku membaca tulisan-tulisannya, setelah datangnya dua bidadari kecil itu, sepertinya hanya berfokus pada mereka saja. Aku seperti melupakan diriku sendiri. Seperti biasanya setelah membaca tulisannya selalu ada saja yang ku sebut "pencerahan" padahal mbak Dira buka ustazah loh, penulis yang sangat aku kagumi itu, baru saja bercerita tentang berfikiran negatif, mengingatkan ku pada episode indah hidupku yang begitu banyak dengan air mata, beberapa bulan kemarin sebelum aku melahirkan putri keduaku, hampir saja aku akan dioperasi, sudah beberapa kali diindoskopy, di CT scan, dan pemeriksaan lainya yang sangat-sangat  tidaklah nyaman dan menyakitkan. Ada saja kicauan burung yang tak nyaring dan menyakitkan telingaku sebelumnya, ada saja sikap-sikap egois yang hanya mau diperhatikan dan selalu ingin membenarkan semua keadaan, ada saja ketidaknyamanan yang hadir dalam setiap tempat, ruang dan waktu, hingga membuat tubuh ini tak mampu lagi, akhirnya tubuhku menyerah.
Dari semua yang ada akulah yang bersalah atas tumbangnya tubuhku, tentu saja, semua itu karena aku terlalu berfokus pada mereka yang seharusnya tak aku perdulikan, bukan malah memikirkan dan malah melupakan kebutuhan tubuhku, bahkan aku lupa bahwa Allah ada bersamaku, bahwa Allah sedang melihatku, bahwa Allah menginginkan aku menangis mengadukan semua kegundahan hanya pada NYA, bukan malah marah dan merasa tak adil dengan semua yang Allah takdir kan untukku. Aku lupa bahwa keindahan itu cukup sederhana, cobalah memaafkan, walau itu sangat menyakitkan. Aku seperti ditegur olehNYA dengan semua rasa sakit itu, berulang kali aku harus menginap di ruangan yang penuh dengan kesunyian dengan tangan terpasang infus, bahkan beberapa kali cairan berwarna merah kental itu dialirkan kedalam tubuhku, tapi aku masih tidaklah paham bahwa itulah tanda Allah sayang padaku, aku tak tau kenapa aku tetap saja tak juga faham tanda cintaNya. 


Hari-hari berat telah berlalu, dari semua sikap-sikap yang menyakitkan aku coba memaafkan, aku coba hilangkan rasa sakit dan ku coba lepaskan, tak layak rasanya menangis atas sikap-sikap buruk itu, karna tangis seharusnya dihadapan NYA saja.


Cobalah berdamai dengan keadaan, cukup tentang diriku, bukan yang lain, biar sikap-sikap itu terbawa angin dan menjauh, cukup diriku memperbaiki yang ada didalam raga dan jiwa bukan sikap-sikap yang lain. Hingga ku hilangkan rasa sakit dan tak ada lagi kebencian. Mungkin ini teguran karena aku terlalu asik dengan duniaku, dunia penuh prasangka, prasangka atas sikap-sikap itu, saatnya aku berjalan kembali, untuk melihat keindahan semua ciptaaNYA, memperbaiki sikap-sikap ku sendiri yang mungkin saja sama buruknya dengan sikap-sikap buruk itu, menyusun lagi indah deretan mimpi, dan menikmati indahnya takdir yang digariskan oleh NYA. Tersenyumlah, karena aku cantik saat tersenyum, memberi semangat pada diri, sebelum ku buka kembali pintu yang telah lama ku tutup hingga aku bisa menikmati indahnya ciptaanNYA.
#tersenyulah karena aku cantik saat tersenyum

Sabtu, 28 Januari 2017

Awas ada gonggobgan anjing

Jadi pagi ini seperti biasa jam 6 pagi setelah memandikan Atifah sholehah kesayangan aku pergi ketukang sayur sebenarnya sih yang di cari buah jeruk atau pisang uli soalnya Atifah suka sekali buah buah itu tapi teenyata g ada, "hmmm.. nanti kepasar aja wes" dalam hati.
Setelah itu aku lanjut beli bubur bayi di depan gang seperti biasanya atifah sepertinya sudah kelaperan kelamaan klo musti bikin dulu, lalu mampir ke tukang gorengan buat beli molen sama singkong goreng terus pulang deh. Sambil perjalanan pulng seperti biasa ngobrol ngoceh sama atifah, atifah lagi suka mengatakan kata "edah" seperti dia sedang bilang sudah umma sudah,begitu lah kira, tiba-tiba di sebuah persimpngan "goug goug" anjing itu menggonggong dan terus maju ke arah kami, aku sudah berusaha tenang dan mudur satu langkah kemudian satulangkah dan satu langkah lagi sampai akhirnya anjing itu mengejar kami dan kami pun lari. "Tolong tolong ibuuuuuu" saking takutnya saya teriak begitu kencangnya, berlari kearah sebuah rumah yang terdapat toko sembakonya, tp yang punya toko g bukain pintu cuma dua orang anaknya yang kemudia keluar dan melihat dari dalam toko, mendenganr teriakanku anjing itu justru malah lari mungkin sangat mengganggu telinga teriakanku haha.. keluarlah juga para penghuni rumah di sekitas situ aku jadi tontonan haduh malu malu sekali, tapi alhamdullilah anjing itu lari kami selamat. Atifah yang sedari tadi sedang mengoceh ria tiba tiba diem. Satu ekor anjing galak kata anak pemilik toko lari ke arah berlawanan denganku dan satu ekor lari mundur  entah kemana, kedua anjing coklat yang berpapasan denganku di tikungan tadi mengingatkan aku pada kejadian dulu waktu rokku digigit anjing. Hmmmm alhamdullilah masih selamat.

Pada intinya perhatian saja bagi yang punya anjing galak mohon jangn di lepas begitu saja, terlebih disini aku tidak merasa mengganggu.

#lebih hati2 lagi saat berjalan di tikungan terutama area anjing galak.

Kamis, 16 Mei 2013

CANTIK

Tetep cantik dengan busana sederhana, dan riasan natural. di hari teristimewa.











Tetep cantik dan anggun....

semangat selalu.

sumber
https://www.google.com/search?q=baju pengantin muslimah&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.46751

SUARA HATI


aku ingin berbicara tentang cinta. cinta yang sesungguhnya. cinta yang pasti terbalas, cinta yang hakiki, cinta yang tertinggi. cinta itu apa sih...., tiba-tiba kata-kata itu muncul begitu saja di fikirku. bukan...., bukan cinta seorang pada kekasihnya, atau cintanya seorang ibu pada anaknya, atau cinta kaka pada adeknya, bukan cinta itu yang aku magsud. tapi cinta yang sesungguhnya. bukankah cinta yang sesungguhnya itu hanya untuk Nya, Robbul alamin. Robb sekalian alam. ia cinta itu. sudah banyak yang mengerti itu bahwa cinta kita pada apapun di dunia ini tidaklah boleh melebihi cinta kita kepada Nya. cuman apakan itu sudah terrealisasikan. bukan cuma sebatas di mulut saja. entahlah, jawabnya itu ada pada diri manusia masing-masing. lalu aku, aku bertanya pada diriku, apa sudah kau buktikan cintamu pada Nya,..? owhh aku takut untuk menjawabnya.

cinta berarti melakukan sesuatu apa-apa yang dicintai oleh yang kita cinta. menyebut namanya, mengingatnya, selalu berusaha membuat yang kita cinta menyukai apa yang kita lakukan. ia itu dia, aku bercermin di depan cermin hati, tapi rasanya aku belum melakukan semua itu. ada suara kecil berkata sebagai pembelaan diri. "kan masih belajar, jadi wajar kalo banyak salah, belum sepenuhnya mematuhi aturanNya itu wajar". "ohhh tidak, salah, itu salah", ada suara lain yang berbunyi di sudut hati yang lain. "belajar berarti berusaha sekuat kemampuan kamu, bukan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang sama", suara itu muncul lagi. astagfiruallah. mohon ampun ya Robb,

tiba-tiba ku ingat sebuah ayat, yang beberapa minggu ini selalu dibacakan dalam kajian setiap malam minggu.




"katakanlah, jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari pada Allah dan rosul-Nya, maka tungguhlah sampai Allah memberikan keputusanNya. dan Allah tidak memberi petunjuk pada orang yang fasik". Qs.9:24.

ya Allah, betapa selama ini aku tidak mengingat akan semua ini. ampuni aku yang terkadang lebih mencemaskan yang lain, hingga lupa untuk senantiasa menyebutmu, ampuni aku yang terlalu sibuk memfikirkan semua permasalahan dan terlalu sering melupakanMu. padahal takan ku temukan jalan keluar tanpa izin dari Mu. ampuni aku yang terlalu asik bahkan begitu bahagia, akan kehadiranya nya, seseorang yang inshaallah Engkau takdirkan untuk memimpin dan menemani sisa hidupku. ampuni aku yang terlalu resah gelisah dengan sesuatu dihari depan, yang padahal sesudah  kesulitan ada kemudahan, itu janji MU. garis takdir yang seharunya kusyukuri bukan membebani. apalagi ku ucap keluh, ampun ya Robb,.

laa ilaaha illa anta subkhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin.



belajar nulis.


semoga Allah senantiasa meridhoi hidup kita Aamiin.
Tuetuep CERUMUDT. eh CUEMUNGUDDT. ^^

Senin, 29 April 2013

Seperti nafasku engkau begitu penting dalam hidupku


Tak akan ada orang yang bisa menggantikan posisimu dihatiku.
Tak seorang pun.
Engkau ada setiap aku membutuhkan mu.
Engkau marah saat ku bertindak bodoh.
Marahmu mengingatkanku akan kecerobohan yang takan ku ulang lagi.
Senyummu menyejukanku membuat merah pipiku saat ku bercerita tentang kenkalanku.
Engkau peneduh kesendirianku.
Engkau hapus air mata ini, dengan kasih sayangmu.
Engkau bagai udara yang tak bisa ku tanpamu.

Engkau yang mengajarkaku berjalan.
Engkau yang menujukan tempat-tempat terindah itu.
Engkau yang mengajarkanku berbicara.
Engkau yang menajariku berkata baik.
Engakau mengajariku hidup sederhana.
Dan engkau yang paling mengerti tentang aku.

Sedih saat kau diamkan aku.
Bahkan tanpa kata atau pun tulisan sekedar bertanya sudah makankah aku.
Seperti yang biasa yang Engkau tanyakan padaku dulu.
Ku sedih saat kau mungkin merasa kecewa padaku.
Ku sedih saat aku mulai terbiasa sehari, dua hari, bahkan  terkadang tiga hari tanpa menelefonmu.
Aku sedih jika mengingat semua itu.

Aku putrimu yang belum bisa membuatmu bahagia.
Bahkan sampai detik ini.
Aku ingin bercerita dan bertanya untuk semua ketidak tauanku.
Tapi aku ragu.
Sedang aku sendiri tak seperti dulu.

Atau mungkin ini haya rasa kecemburuanku.
Karna kedekatan kita tak lagi seperti dulu.
Dari pagi hingga petang aku selalu bersamamu.
Nasihat-nasihat selalu kau berikan padaku.
Mungkin ini hanya rasa kecemburuanku.
Karna kita terpisah, berada pada tempat yang tak sama.

Mungkin aku terlalu egois.
Aku belum bisa mewujudkan impianmu.
Aku hanya terus saja membuatmu repot.
Aku hanya terus saja membuatmu cemas memikirkanku.
Aku belum bisa menepati janji-janjiku padamu.
Mama maafkan aku.

Senyummu mengobati semua rasa rindu ini.
Suaramu mendamaikan hati ini.
Seperti nafas ku, kau begitu penting dalam hidupku.
Ijinkan aku membuatmu tersenyum.
Dengan segala usahaku.
Walau mungkin aku tak seperti putrimu yang dulu.

Rabu, 17 April 2013

Segaris Rindu



Sebuah buku besar di tentengnya kemana-mana, gadis berkaca mata dengan lesung pipi yang begitu manis saat tersenyum itu adalah mahasiswi sastra inggris di sebuah universitas swasta di tanggerang, dia gadis yang pintar dan pandai bergaul. Cerita ini dimulai darinya. Sebut saja dia aliya, teman sekelasku dulu saat masih duduk di bangku SMA. Dia anak pertama dari keluarga sederhana, orangnya supel, dengan pawakan  tinggi dan kulit coklat sawo mateng, dia selalu menenteng kamus besar itu kemana-mana, ke kantin, kemushola, terkecuali ke wc deh kayanya. Sepanjang aku meneganlnya, ada sedikit iri yang selalu ku simpan dihati. Dia gadis yang pintar, murah senyum, banyak teman dan dia paling cepat beradap tasi dengan lingkungan barunya. Dulu kami selalu pulang bersama, karna kami memang dekat. Dia gadis yang pintar dan dia aktif dalam setiap organisasi yang dia ikuti. Kadang aku iri, tapi banyak keterbatasan yang aku miliki saat itu.

Dua tahun berlalu kini kita tlah berbeda, aku memandangnya, ada rasa yang begitu menyesakkan dada kala itu, kini ia tlah berubah, ia nampak berbeda. Lagi-lagi aku harus berkata iri. Saat ku memandangnya, berbicara denganya, yah, banyak yang berubah darinya, gaya bicaranya saja pun berbeda. Jilbab panjang yang terulur menutupi dadanya, baju dan rok panjang yang lebar itu membuat dia tampak lebih anggun. Subkhanaallah dia begitu cantik. Pertemuan singkat di liburan lebaran kali ini, sungguh berbeda. Dia yang dulu nampak cantik dengan jilbab pendek dan kaos ketat, kini bagai pidadari-pidadari dunia persis seperti diartikel-artikel yang sering aku baca. hingga  kini Libur panjang telah usai, saatnya aku kembali keperantauan. Tempat yang katanya aku menunut ilmu.


Pagi itu langit jakarta begitu cerah, biru nya langit begitu indah, sugguh maha besar Allah. Pagi itu aku berjalan dengan jantung yang berdebar. Aku yang sudah merasa, di semester lalu tidak belajar dengan optimal. Benar saja, seperti yang sudah ku perkirakan, aku malu, malu pada diri.
Aku bagai mimpi di siang bolong, tapi untungnya, ini bukan aku yang dulu yang sealu semuanya kulaporkan pada mamaku.”Kali ini aku aman”, yah aman. Walau sungguh ada rasa menyesal. Setelah melihat nilaiku yang jeblog di semesteri ini. Selesai mengambil nilai, seperti tak berdosa,  aku tak langsung pulang kekosanku, aku berjalan-jalan dengan teman dekatku kesebuah pusat perbelajaan di jakarta timur, hari ini hari yang takan ku lupakan dalam hidupku.

Aku yang sedang asik memilih baju kala itu. Tiba-tiba ada tangan yang nenepuk pundakku, aku menoleh begitu kagetnya, saat yang kulihat adalah dia. DIa tersenyum sambil mengucapkan salam.
“assalamualaikum...” kata gadis berkaca mata itu.
kalimat itu terasa berbeda ditelingaku. Seperti begitu ku rindu. Aku tersenyum memandangnya.
“waalaikum salam,.... aliya.... sedang apa kamu...”  lantas dia langsung memeluku.
Dari situ perbincangan kami dimulai, kami berempat duduk sambil menyantap maka siang kami. Aliya dan temanya yang sama-sama meneganakn jilbab panjang berwarna coklat itu nampak begitu tenang dan anggun, kami banyak tertawa kala mengingat masa SMA kami dulu, banyak tingkah konyol yang kami lakukan dulu di bangku Sma. Arina teman dekatku dan zakiyah teman aliya pun ikut tertawa mendengar cerita kami. Kini saatnya kami berpisah, selembar tulisan alamat lengkap kosanku tak lupa ku berikan padanya saat sebelum kita berpisah. waktu berjalan tersa begitu cepat.

Malam ini begitu berbeda. Aku membuka ijazah itu, nampak foto di ijazah SMA ku, bahkan dulu aku tak mau melepas jilbabku, untuk sekedar berfoto, untuk selembar ijazah ini. ada apa dengaku. Ku tengok lagi KHS yang baru saja ku ambil tadi pagi, nilai apa ini. Ya Allah ternyata selama ini aku telah tidur terlalu lama. Nilai ini begitu memprihatinkan. Lalu ku pandang lagi jejeran tulisan yang terpampang di ding-ding kamar kosan ku ini. “lulus, bekerja, berkarir, menikah” hanya begitukah cita-citaku, Allah ampuni aku. Setetes air mengalir dari sudut mataku, apa tujuanku datang kekota ini apa tujuan hidupku sebenarnya. Ku buka lembar demi lembar buku harianku yang tersimpan di lemari bajuku, sebuah foto lusuh terjatuh tak sengaja. Ada mama, kedua adekku, dan aku, Itu foto kami dulu, rasanya sudah lama aku tak memandang foto ini. Aku tersenyum, memeluk foto itu, malam ini aku tekadkan. Bisamillah.. awalan yang selalu ku ucap saat ku ingin melakukan sesuatu. Ku copot jejeran tulisan didingding kamarku, ku ganti dengan tulisanku yang baru. Menatap cermin itu tiba-tiba aku malu, celana jens dan baju ketat, dengan krudung pendek dan transparan inikah yang selama ini kukenakan. Aku tak bisa menahan tangisku.


Pagi ini terasa berbeda. Aku mulai nyaman dengan pakaian yang kukenakan dari subuh tadi. Ku membuka pintu kosanku, berdiri gadis berambut panjang dengan bando berwarna ungu itu di depan pintu.
“zah looo......, WAUUOOWW” arina nampak kaget dengan penampilan baruku.
“kenapa rin, aku cantikkan..?” kataku sambil menggandeng tangannya menuju motor metik kesayangannya.
“hmmmm...” dia hanya menghembuskan nafas panjangnya sambi tersenyum.
Aku tersenyum, banyak harapan yang dulu ku tulis di dalam buku harianku, harapan mama, aku, dan kedua adekku. Ku mulai pagi ini dengan sesuatu yang baru. Aku mencoba menjadi diriku yang seperti dulu. Bismillah semoga Allah meridhoi setiap langkahku dan aku bisa menggapai cita-cita kami, kedepannya. Yah karna aku tau kami takan selamanya hidup didunia, kelak, setiap hembusan nafas kami, akan dimintai pertanggung jawaban oleh Nya. Aamiin.

 #nyambung.


Rabu, 03 April 2013

Mencintai mu itu.....?



Mencintaimu itu ....?

Bismillahhirohmanirohim....

banyak yang ingin ku katakan. Yah jujur dari hari ke hari, banyak yang ingin ku katakan, tapi melihat kondisi sekarang, sepertinya tak pantas. “AKU BELUM MENJADI ISTRIMU” itu yang selalu aku pegang erat. Kata itu yang selalu membuat ku tersadar, kala rindu mulai menyerang. Setan-setan itu seperti pita tali berwarna pink yang indah, seakan ingin mengikat tanganku dan tanganmu. Tapi tidak, sungguh aku tidak ingin membuat Allah marah dan kemudian murka, lalu membiarkan aku tersesat di dunia yang hanya sementara ini. Aku awam, aku yang masih sangat sedikit pengetahuan, terkadang merasa tak apa, padahal aku tau itu sebuah dosa. Allah ampuni aku.

Tradisi yang berjalan di negeri ini sungguh sangat berlawanan dengan kemauanku. Aku ingin mengikuti caraNya semampuku sekuat tenagaku. Menjaga hatiku semampuku sekuatku menjaganya, hingga Allah menyatukan kita kelak. Dalam waktu yang telah mereka putuskan, 4 bulan itu bukan waktu yang lama, sedang aku masih NOL “NOL BESAR” aku burusaha belajar darimana pun itu. Aku tak ingin menjadi yang kebanykan. Aku ingin menjadi istri yang berbeda, yang dirindukan yang mengikuti seharusnya seperti aturan Nya, tapi masih terlalu sedikit pengetahuanku tentang itu. Biarkan aku belajar, bagaimana menjadi seorang istri yang baik dan seharusnya, bagaimana menjadi ibu yang baik dan seharusnya, karna aku tau, rumah adalah madrasah pertama bagi anak-anak kelak.

Aku ingin belajar memasak yang belum aku bisa, aku ingin belajar bagaimana mengurus rumah tangga, aku ingin belajar menjadi seorang ibu yang baik dan menyenangkan, aku ingin menjadi istri yang perkataannya menyejukan, senyumnya dirindukan, masakannya menjadi kesukaan, dan aku ingin menjadi ibu siaga, ibu yang juga menjadi sahabat bagi anak-anakku kelak. aku ingin itu dan ini, banyak sekali, dan aku tak ingin menjadi mereka yang kebanyakan.  Aku ingin belajar, belajar semua yang belum pernah aku pelajari, semua yang belum pernah aku temui.

Waktu itu berasa berjalan cepat. Sedang melihat kondisiku yang masih NOL ini, aku bahkan khawatir. Apa aku bisa, apa aku mampu. Bisakah aku menempuh itu semua. Sedang selama ini aku masih sering terlihat seperti anak kecil, aku perlu penyesuaian, aku perlu belajar bagaimana menjadi seorang wanita yang dewasa.

Mencintai mu itu, tak semudah yang ku bayangkan. Mencintaimu sebuah rasa yang indah yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Ingatkan aku, ingatkan aku, yang bahkan kata mama dan abah pun aku itu putri kecil mereka, ajari aku menjadi dewasa. Semoga engkau bisa menegrti dengan semua keterbatasanku. Aku masih belajar. Aku ingin belajar, dan aku ingin terus membenahi diri dan meluruskan niat. Bantu aku untuk itu.

Bismillah... kalimat itu yang selalu aku awalkan dalam segala aktifitasku. Termasuk keputusanku ini. Kalimat itu kalimat terindah yang mama ajarka untukku. Ajari aku mencintaimu tanpa pernah lupa mencintai Nya dan RosulNya adalah yang utama.

Semangat selalu.
^___^