Kamis, 16 Mei 2013

SUARA HATI


aku ingin berbicara tentang cinta. cinta yang sesungguhnya. cinta yang pasti terbalas, cinta yang hakiki, cinta yang tertinggi. cinta itu apa sih...., tiba-tiba kata-kata itu muncul begitu saja di fikirku. bukan...., bukan cinta seorang pada kekasihnya, atau cintanya seorang ibu pada anaknya, atau cinta kaka pada adeknya, bukan cinta itu yang aku magsud. tapi cinta yang sesungguhnya. bukankah cinta yang sesungguhnya itu hanya untuk Nya, Robbul alamin. Robb sekalian alam. ia cinta itu. sudah banyak yang mengerti itu bahwa cinta kita pada apapun di dunia ini tidaklah boleh melebihi cinta kita kepada Nya. cuman apakan itu sudah terrealisasikan. bukan cuma sebatas di mulut saja. entahlah, jawabnya itu ada pada diri manusia masing-masing. lalu aku, aku bertanya pada diriku, apa sudah kau buktikan cintamu pada Nya,..? owhh aku takut untuk menjawabnya.

cinta berarti melakukan sesuatu apa-apa yang dicintai oleh yang kita cinta. menyebut namanya, mengingatnya, selalu berusaha membuat yang kita cinta menyukai apa yang kita lakukan. ia itu dia, aku bercermin di depan cermin hati, tapi rasanya aku belum melakukan semua itu. ada suara kecil berkata sebagai pembelaan diri. "kan masih belajar, jadi wajar kalo banyak salah, belum sepenuhnya mematuhi aturanNya itu wajar". "ohhh tidak, salah, itu salah", ada suara lain yang berbunyi di sudut hati yang lain. "belajar berarti berusaha sekuat kemampuan kamu, bukan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang sama", suara itu muncul lagi. astagfiruallah. mohon ampun ya Robb,

tiba-tiba ku ingat sebuah ayat, yang beberapa minggu ini selalu dibacakan dalam kajian setiap malam minggu.




"katakanlah, jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari pada Allah dan rosul-Nya, maka tungguhlah sampai Allah memberikan keputusanNya. dan Allah tidak memberi petunjuk pada orang yang fasik". Qs.9:24.

ya Allah, betapa selama ini aku tidak mengingat akan semua ini. ampuni aku yang terkadang lebih mencemaskan yang lain, hingga lupa untuk senantiasa menyebutmu, ampuni aku yang terlalu sibuk memfikirkan semua permasalahan dan terlalu sering melupakanMu. padahal takan ku temukan jalan keluar tanpa izin dari Mu. ampuni aku yang terlalu asik bahkan begitu bahagia, akan kehadiranya nya, seseorang yang inshaallah Engkau takdirkan untuk memimpin dan menemani sisa hidupku. ampuni aku yang terlalu resah gelisah dengan sesuatu dihari depan, yang padahal sesudah  kesulitan ada kemudahan, itu janji MU. garis takdir yang seharunya kusyukuri bukan membebani. apalagi ku ucap keluh, ampun ya Robb,.

laa ilaaha illa anta subkhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin.



belajar nulis.


semoga Allah senantiasa meridhoi hidup kita Aamiin.
Tuetuep CERUMUDT. eh CUEMUNGUDDT. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar