Sebuah buku besar
di tentengnya kemana-mana, gadis berkaca mata dengan lesung pipi yang begitu
manis saat tersenyum itu adalah mahasiswi sastra inggris di sebuah universitas
swasta di tanggerang, dia gadis yang pintar dan pandai bergaul. Cerita ini
dimulai darinya. Sebut saja dia aliya, teman sekelasku dulu saat masih duduk di
bangku SMA. Dia anak pertama dari keluarga sederhana, orangnya supel, dengan
pawakan tinggi dan kulit coklat sawo mateng,
dia selalu menenteng kamus besar itu kemana-mana, ke kantin, kemushola,
terkecuali ke wc deh kayanya. Sepanjang aku meneganlnya, ada sedikit iri yang
selalu ku simpan dihati. Dia gadis yang pintar, murah senyum, banyak teman dan
dia paling cepat beradap tasi dengan lingkungan barunya. Dulu kami selalu
pulang bersama, karna kami memang dekat. Dia gadis yang pintar dan dia aktif
dalam setiap organisasi yang dia ikuti. Kadang aku iri, tapi banyak
keterbatasan yang aku miliki saat itu.
Dua tahun
berlalu kini kita tlah berbeda, aku memandangnya, ada rasa yang begitu
menyesakkan dada kala itu, kini ia tlah berubah, ia nampak berbeda. Lagi-lagi
aku harus berkata iri. Saat ku memandangnya, berbicara denganya, yah, banyak
yang berubah darinya, gaya bicaranya saja pun berbeda. Jilbab panjang yang
terulur menutupi dadanya, baju dan rok panjang yang lebar itu membuat dia
tampak lebih anggun. Subkhanaallah dia begitu cantik. Pertemuan singkat di
liburan lebaran kali ini, sungguh berbeda. Dia yang dulu nampak cantik dengan
jilbab pendek dan kaos ketat, kini bagai pidadari-pidadari dunia persis seperti
diartikel-artikel yang sering aku baca. hingga kini Libur panjang telah usai, saatnya aku
kembali keperantauan. Tempat yang katanya aku menunut ilmu.
Pagi itu
langit jakarta begitu cerah, biru nya langit begitu indah, sugguh maha besar
Allah. Pagi itu aku berjalan dengan jantung yang berdebar. Aku yang sudah
merasa, di semester lalu tidak belajar dengan optimal. Benar saja, seperti yang
sudah ku perkirakan, aku malu, malu pada diri.
Aku bagai mimpi di siang bolong,
tapi untungnya, ini bukan aku yang dulu yang sealu semuanya kulaporkan pada
mamaku.”Kali ini aku aman”, yah aman. Walau sungguh ada rasa menyesal. Setelah
melihat nilaiku yang jeblog di semesteri ini. Selesai mengambil nilai, seperti
tak berdosa, aku tak langsung pulang
kekosanku, aku berjalan-jalan dengan teman dekatku kesebuah pusat perbelajaan
di jakarta timur, hari ini hari yang takan ku lupakan dalam hidupku.
Aku yang
sedang asik memilih baju kala itu. Tiba-tiba ada tangan yang nenepuk pundakku,
aku menoleh begitu kagetnya, saat yang kulihat adalah dia. DIa tersenyum sambil
mengucapkan salam.
“assalamualaikum...” kata gadis
berkaca mata itu.
kalimat itu terasa berbeda
ditelingaku. Seperti begitu ku rindu. Aku tersenyum memandangnya.
“waalaikum salam,.... aliya....
sedang apa kamu...” lantas dia langsung
memeluku.
Dari situ perbincangan kami
dimulai, kami berempat duduk sambil menyantap maka siang kami. Aliya dan
temanya yang sama-sama meneganakn jilbab panjang berwarna coklat itu nampak
begitu tenang dan anggun, kami banyak tertawa kala mengingat masa SMA kami
dulu, banyak tingkah konyol yang kami lakukan dulu di bangku Sma. Arina teman
dekatku dan zakiyah teman aliya pun ikut tertawa mendengar cerita kami. Kini
saatnya kami berpisah, selembar tulisan alamat lengkap kosanku tak lupa ku
berikan padanya saat sebelum kita berpisah. waktu berjalan tersa begitu cepat.
Malam ini
begitu berbeda. Aku membuka ijazah itu, nampak foto di ijazah SMA ku, bahkan
dulu aku tak mau melepas jilbabku, untuk sekedar berfoto, untuk selembar ijazah
ini. ada apa dengaku. Ku tengok lagi KHS yang baru saja ku ambil tadi pagi,
nilai apa ini. Ya Allah ternyata selama ini aku telah tidur terlalu lama. Nilai
ini begitu memprihatinkan. Lalu ku pandang lagi jejeran tulisan yang terpampang
di ding-ding kamar kosan ku ini. “lulus,
bekerja, berkarir, menikah” hanya begitukah cita-citaku, Allah ampuni aku.
Setetes air mengalir dari sudut mataku, apa tujuanku datang kekota ini apa
tujuan hidupku sebenarnya. Ku buka lembar demi lembar buku harianku yang
tersimpan di lemari bajuku, sebuah foto lusuh terjatuh tak sengaja. Ada mama,
kedua adekku, dan aku, Itu foto kami dulu, rasanya sudah lama aku tak memandang
foto ini. Aku tersenyum, memeluk foto itu, malam ini aku tekadkan. Bisamillah..
awalan yang selalu ku ucap saat ku ingin melakukan sesuatu. Ku copot jejeran
tulisan didingding kamarku, ku ganti dengan tulisanku yang baru. Menatap cermin
itu tiba-tiba aku malu, celana jens dan baju ketat, dengan krudung pendek dan
transparan inikah yang selama ini kukenakan. Aku tak bisa menahan tangisku.
Pagi ini
terasa berbeda. Aku mulai nyaman dengan pakaian yang kukenakan dari subuh tadi.
Ku membuka pintu kosanku, berdiri gadis berambut panjang dengan bando berwarna
ungu itu di depan pintu.
“zah looo......, WAUUOOWW” arina
nampak kaget dengan penampilan baruku.
“kenapa rin, aku cantikkan..?”
kataku sambil menggandeng tangannya menuju motor metik kesayangannya.
“hmmmm...” dia hanya
menghembuskan nafas panjangnya sambi tersenyum.
Aku tersenyum, banyak harapan
yang dulu ku tulis di dalam buku harianku, harapan mama, aku, dan kedua adekku.
Ku mulai pagi ini dengan sesuatu yang baru. Aku mencoba menjadi diriku yang
seperti dulu. Bismillah semoga Allah meridhoi setiap langkahku dan aku bisa
menggapai cita-cita kami, kedepannya. Yah karna aku tau kami takan selamanya
hidup didunia, kelak, setiap hembusan nafas kami, akan dimintai pertanggung
jawaban oleh Nya. Aamiin.
#nyambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar